Di sisi lain, Hamas juga memberikan tanggapan terkait kemungkinan kehadiran pasukan internasional. Hayya menambahkan bahwa kelompoknya bisa menerima pengerahan pasukan PBB. Tapi dengan catatan tegas: misi mereka hanya sebagai pasukan pemisah.
Pernyataan itu sekaligus menjadi penolakan halus. Jelas sekali Hamas tidak mau ada pasukan asing yang masuk dengan misi khusus untuk melucuti senjata mereka secara paksa. Mereka ingin proses penyerahan senjata, jika terjadi, berjalan di bawah kendali otoritas Palestina sendiri.
Langkah ini bisa dibaca sebagai manuver politik yang cukup signifikan. Di satu sisi, Hamas menunjukkan fleksibilitas. Di sisi lain, mereka menempatkan bola sepenuhnya di lapangan Israel. Intinya, semua bergantung pada satu hal: kapan pendudukan itu benar-benar berakhir.
Artikel Terkait
Lima Hari Terjebak Banjir, Satu Sendok Nasi untuk Bertahan Hidup
Solidaritas di CFD: Komunitas Disabilitas Galang Rp 200 Juta untuk Korban Banjir Sumatera
15 RT di Jakarta Timur Tergenang, Air Capai 80 Sentimeter
Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Perbatasan Alaska-Kanada, Puluhan Susulan Menyusul