Sabtu lalu, tepatnya tanggal 6 Desember 2025, Hamas membuat pernyataan yang cukup mengejutkan. Kelompok itu menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan semua persenjataan yang mereka miliki di Jalur Gaza. Syaratnya cuma satu: tentara Israel harus mengakhiri pendudukannya di sana. Senjata-senjata itu, kata mereka, akan diserahkan kepada otoritas Palestina yang memerintah wilayah tersebut.
Pernyataan resmi ini disampaikan langsung oleh Khalil Al-Hayya. Sebagai kepala negosiator sekaligus pemimpin Hamas di Gaza, ia berbicara dari Doha, Qatar.
Nah, kata "negara" di sini sempat menimbulkan tanya. Ketika dikonfirmasi oleh AFP, kantor Hayya kemudian memperjelas maksudnya. Negara yang dimaksud adalah negara Palestina yang benar-benar berdaulat dan merdeka. Bukan sekadar otoritas administratif seperti sekarang.
Artikel Terkait
Lima Hari Terjebak Banjir, Satu Sendok Nasi untuk Bertahan Hidup
Solidaritas di CFD: Komunitas Disabilitas Galang Rp 200 Juta untuk Korban Banjir Sumatera
15 RT di Jakarta Timur Tergenang, Air Capai 80 Sentimeter
Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Perbatasan Alaska-Kanada, Puluhan Susulan Menyusul