Bagi Yunani, peristiwa semacam ini seolah mengingatkan kembali pada masa-masa sulit. Negeri ini pernah menjadi garis depan dalam krisis migran besar antara 2015 dan 2016. Kala itu, gelombang manusia dari Timur Tengah dan Afrika jutaan orang mencari perlindungan, dengan Yunani sebagai gerbang utama menuju Eropa.
Memang, arus pengungsi sempat mereda. Tapi keadaan berubah lagi tahun lalu. Ada lonjakan signifikan kedatangan imigran yang berangkat dari Libya. Rute mereka pun bergeser.
Alih-alih ke pulau-pulau di utara, kini tujuan banyak yang menuju ke selatan. Pulau Kreta, Gavdos, dan Chrysi tiga titik di Laut Aegea yang paling dekat dengan pesisir Afrika menjadi persinggahan pertama yang penuh risiko. Laut di sana bisa berubah-ubah, dan perjalanan dengan kapal tak layak selalu mengancam nyawa.
Artikel Terkait
Korban Tewas Banjir-Longsor Sumatera Tembus 914 Jiwa, Akses Terputus Jadi Tantangan Terberat
Pencarian Korban Longsor Bandung Terus Berlanjut di Tengah Cuaca Buruk
Bima Arya: Tak Sanggup Itu Boleh, Tapi Jangan Tinggalkan Daerah Bencana
Gurita Tambang Ilegal di Banten Dibabat, Kerugian Negara Tembus Rp18 Miliar