✍🏻Adni Kurniawan
Beberapa kali, foto editan Ust. Syafiq itu muncul di linimasa Facebook saya. Yang saya tangkap, itu jelas-jelas lebih ke arah ejekan. Bukan kritik. Dan soal ejekan meski diklaim cuma guyonan terhadap pelaksanaan sunnah, ini perkara yang berbahaya banget bagi pelakunya. Seperti yang diingatkan dalam QS at-Taubah ayat 65-66.
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ
Kalau kamu tanya mereka, pasti jawabnya, "Kami cuma becanda dan main-main aja." Coba katakan: "Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu mengolok-olok?"
Saya yakin, tindakan mengejek seperti ini, dari kalangan manapun itu muncul, justru bikin lemah posisi mereka sendiri. Bukannya menguatkan. Makanya, kalau pun berbeda pendapat, ya sudah, lakukan dengan cara yang lebih beradab.
Soal Jenggot: Wajib atau Sunnah?
Artikel Terkait
Dari Tangerang ke Papua: Seorang Guru Menemukan Panggilan di Ujung Timur Indonesia
Relawan PMI Tiba di Aceh Tamiang, Dihadang Pemandangan Pilu Pascabencana
Rizal Fadhillah Ramal 2026 Jadi Titik Nadir bagi Jokowi
Gelombang Kayu Gelondongan Hantam Rumah Warga di Tapanuli Tengah