Dengan status itu, banyak hal bisa dilakukan lebih cepat. Misalnya, pengerahan alat berat bisa lebih terintegrasi dan masif. Operasi kemanusiaan lintas lembaga bisa langsung diaktifkan. Pendanaan untuk rehab-rekon jadi lebih mudah diakses. Hambatan administratif selama masa darurat bisa dipangkas. Dan yang paling krusial: suplai logistik ke wilayah terisolasi bisa dijamin kelancarannya.
Tanpa status ini? Penanganan akan tetap sporadis, sekadar pemadam kebakaran. Hanya mengobati gejala, tapi tidak menyentuh akar persoalan untuk pemulihan jangka panjang.
Dan ingat, di sini waktu sangat berharga. Setiap jam yang terbuang, nyawa yang jadi taruhannya.
Negara Harus Hadir Sepenuhnya
Dalam kapasitas saya, surat resmi ke pemerintah pusat sudah saya sampaikan. Tim di lapangan juga terus bergerak membagikan bantuan. Tapi harus saya akui dengan jujur: upaya lokal sudah tidak memadai lagi.
Kerusakannya terlalu luas. Waktunya terlalu mepet. Akses masih banyak yang tertutup total. Sementara di balik reruntuhan dan genangan, warga di kampung-kampung terpencil hanya bisa menunggu dan berharap.
Karena itulah, saya mendesak pemerintah untuk serius mempertimbangkan penetapan Status Bencana Nasional untuk ketiga provinsi ini. Ini bukan tuntutan politik. Ini panggilan kemanusiaan, teriakan dari daerah-daerah yang sedang berjuang mati-matian mempertahankan hidup warganya.
Negara yang besar tak akan membiarkan rakyatnya berjuang sendirian di kala bencana. Hari ini, masyarakat di tiga provinsi itu menunggu. Bukan janji, tapi keputusan nyata.
Jangan biarkan mereka menunggu lebih lama lagi. Jangan sampai nyawa melayang hanya karena kita terlambat bertindak.
Kami di DPD RI adalah suara daerah. Dan saat ini, suara itu berseru lantang:
Tiga provinsi menjerit. Sumatera butuh negara hadir sepenuhnya dan itu harus sekarang.
Artikel Terkait
Putin Tegaskan Ambisi Merebut Donbas, Jalan Damai Terasa Semakin Berliku
Jokowi Mania Tantang Roy Suryo: Bukti Ijazah Asli Akan Dibuka di Pengadilan
Kampung Ciseah Mekar Terendam, Banjir Lebih Parah dari 12 Tahun Lalu
Direktur PT PMT Ditahan, Limbah Besi Bekas Picu Radiasi Cesium di Cikande