Suara Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Hariyadi atau yang lebih dikenal sebagai Titiek Soeharto, terdengar tegas dan geram. Ia menyatakan sudah muak melihat pohon-pohon besar, kayu berharga, terus ditebang seenaknya. Tanpa tanggung jawab.
Kemarahannya ini meluap setelah mendapat laporan bahwa ada oknum perusahaan yang nekat mengangkut kayu berukuran besar. Yang memprihatinkan, aksi itu terjadi tak lama setelah bencana banjir dan longsor menerjang wilayah Sumatera. Seolah-olah tragedi itu dimanfaatkan untuk kepentingan sepihak.
“Saya minta Bapak Menteri untuk cari tahu siapa perusahaan itu,” ujar Titiek, menatap langsung Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
“Dan tolong jangan ada pohon-pohon besar lagi yang ditebangin. Hentikan semua ini.”
Pernyataan itu disampaikannya dalam Rapat Komisi IV DPR bersama Kemenhut, Kamis lalu. Titiek bersikukuh, kayu berukuran besar harus dilindungi, apalagi jika penebangannya hanya untuk alasan yang manfaatnya tak jelas. Aturan, menurutnya, harus diperketat tanpa kompromi.
“Saya tidak mau, kami tidak mau ada alasan moratorium-moratorium, itu besok-besok saya dibilangin,” tambahnya, dengan nada khas.
“Tapi intinya enggak usah ada lagi itu pohon-pohon besar yang dipotong-potong.”
Ia lalu menyoroti masalah lain yang tak kalah pelik: pelonggaran aturan yang berujung pada penggundulan hutan hingga ke tepi pantai dan sungai. Kerusakannya masif, bukan sekadar sedikit.
Artikel Terkait
Jembatan Kewek Yogya Dapat Suntikan Rp19 Miliar, Perbaikan Total Dijanjikan 2026
Uji Coba Malioboro Tanpa Kendaraan, Ojol dan Andong Keluhkan Pendapatan Anjlok
Darah dan Air Bersih dari Lampung Dikirim untuk Korban Bencana Sumatera
Direktur Perusahaan Tiongkok Ditetapkan Tersangka Kasus Cesium-137 di Cikande