Namun begitu, klaim "pelanggaran gencatan senjata" dari pihak Israel ini terasa paradoks. Faktanya, sejak gencatan senjata diumumkan berlaku mulai 10 Oktober lalu, serangan-serangan skala kecil hampir terjadi setiap hari di berbagai penjuru Gaza. Situasinya jauh dari kata tenang atau aman.
Bentrokan di Rafah yang disebut-sebut sebagai pemicu, menurut sejumlah saksi, memang terjadi. Tapi lingkaran kekerasan ini seperti tidak ada ujungnya. Setiap klaim dibalas dengan serangan, dan setiap serangan menimbulkan korban baru seringkali warga sipil yang tidak tahu-menahu.
Nasib warga di al-Mawasi, yang seharusnya menjadi zona aman, kini makin mengenaskan. Mereka terjebak di antara dua pihak yang bertikai, dengan nyawa sebagai taruhannya.
Artikel Terkait
4 Desember: Dari Deklarasi GAM hingga Tragedi Langit Tanjung Kupang
Paramasophia Desak Pemerintah: Bencana Sumatera Bukan Musibah, Tapi Dosa Sistemik!
Stiker Bergambar Pejabat di Karung Beras: Bantuan Bencana Terhambat Pencitraan?
Gugurnya Mahmoud Wadi, Jurnalis ke-257 yang Tewas dalam Serangan di Gaza