China Tangani Banjir dengan Komando Tunggal dan Teknologi Canggih

- Rabu, 03 Desember 2025 | 11:00 WIB
China Tangani Banjir dengan Komando Tunggal dan Teknologi Canggih

4. Evakuasi Massal yang Teratur

Ini hal yang sering bikin dunia heran. Evakuasi di China berjalan teratur, nyaris seperti latihan militer. Ternyata, ini bukan kebetulan.

Setiap desa, kecamatan, dan kota punya peta risiko banjir tahunan, rute evakuasi wajib, posko logistik permanen, dan yang penting: latihan rutin setiap tahun. Jadi saat banjir benar-benar datang, warga sudah tahu harus ke mana. Petugas desa akan mengabsen, memastikan tidak ada yang tertinggal. Lansia dan anak-anak selalu diprioritaskan.

Hasilnya? Tidak ada kebingungan atau debat tentang titik kumpul. Semua berjalan seperti prosedur tetap yang sudah dilatih berkali-kali.

5. Transparansi di Lapangan, Bukan di Podium

Pejabat China yang datang ke lokasi bencana biasanya punya agenda yang jelas. Bukan untuk pidato panjang, tapi untuk memimpin koordinasi langsung di lapangan. Mereka memeriksa tanggul, memastikan logistik sampai, dan tak segan menegur aparat yang dianggap lamban.

Pemberitaan dari jurnalis negara pun lebih fokus pada pekerjaan nyata: bulldozer membersihkan lumpur, tim penyelamat mengangkat korban, teknisi memperbaiki jaringan listrik. Bukan sesi foto pejabat yang sedang berpose.

6. Penindakan Tegas, Bukan Janji Kosong

Kalau banjir ternyata dipicu aktivitas ilegal seperti penebangan hutan atau tambang liar respons China keras dan cepat. Pejabat terkait bisa langsung dipecat. Operator tambang ilegal ditangkap. Tim disiplin partai turun untuk audit menyeluruh.

Ambil contoh banjir Henan 2021. Ada 89 pejabat dan pengusaha yang dihukum, beberapa bahkan mendapat hukuman berat. Dokumen audit dipublikasikan. Prinsipnya, tidak ada kata "akan diselidiki". Pertanyaan pertama biasanya, "Siapa yang bertanggung jawab, dan apakah dia sudah ditahan?"

7. Pemulihan yang Dikebut

Setelah air surut, kerja keras berikutnya langsung dimulai. Targetnya ambisius: sambung listrik dan air dalam 48 jam, perbaiki jalan utama dalam 72 jam. Bantuan medis dikirim massal, disusul kompensasi tunai untuk rumah rusak dan aktivasi skema asuransi bencana negara.

Berkat ritme kerja seperti ini, dalam banyak kasus, warga bisa kembali ke rumah mereka dalam waktu kurang dari seminggu.

Lantas, kenapa China bisa secepat ini? Salah satu alasannya, karena di sana tidak ada kepentingan elit yang bermain di konsesi HTI atau tambang ilegal. Tokoh agamanya pun tidak main di sektor itu. Bencana dilihat sebagai buah dari moral hazard, sehingga yang dilakukan bukan retorika "akan kami investigasi", tapi langsung menindak semua pihak terkait. Kesalahan ringan, hukumannya kerja paksa. Kesalahan berat, ya diserahkan pada Tuhan untuk mengadilinya.


Halaman:

Komentar