Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari mantan karyawan PT Indonesia Morowal Industrial Park (IMIP). Dalam sebuah wawancara, ia membongkar cara-cara yang ditempuh perusahaan untuk 'menyembunyikan' tenaga kerja asing asal China saat ada inspeksi dadakan atau kunjungan pejabat.
Menurutnya, sistem peringatan dini di IMIP terbilang canggih. Kompleks itu punya dua gerbang berjarak sekitar 500 meter. Nah, begitu kendaraan pejabat terdeteksi melewati gerbang pertama, sirine di dalam area langsung meraung. Itu jadi tanda bahaya.
"Gerbang pertama itu jaraknya sekitar 500 meter ke gerbang kedua. Dari gerbang pertama ketika ada informasi ada tamu, ada kunjungan pejabat, di dalam itu sirine udah bunyi,"
ujar pria yang enggan disebut namanya itu.
Lalu, apa yang terjadi? Operasi penyelundupan manusia pun dimulai. Shuttle bus yang sudah disiapkan langsung beraksi memobilisasi para pekerja China itu. Tujuannya? Kawasan hutan di sekitar lokasi.
"Disiapkan shuttle bus untuk mobilisasi TKA ke lokasi yang lebih aman, ada di hutan. Di hutan ada semacam mes yang disiapkan untuk mobilisasi. Ribuan TKA bisa digeser. udah ada aturannya sendiri,"
tuturnya lagi.
Ia mengaku pernah menyaksikan langsung beberapa kunjungan pejabat, termasuk Menteri Ketenagakerjaan era itu, Hanif Dhakiri, dan anggota DPR Dede Yusuf. Hasilnya? Menurut pengakuannya, sidak-sidak itu tak pernah membuahkan hasil.
Artikel Terkait
Aceh Tamiang Terendam, Bantuan Terhambat Jalan Putus
China Tangani Banjir dengan Komando Tunggal dan Teknologi Canggih
Mualem Tinjau Udara Aceh: Bencana Ini Bak Tsunami Kedua
Mahfud MD Ingatkan NU: Jangan Sampai Jadi Perusahaan Terbatas