Bagi Iqbal, pemerintah nggak bisa terus-terusan menyalahkan cuaca. Dia bilang, cuaca ekstrem itu sendiri sebenarnya buah dari kebijakan yang gagal. Lingkungan yang sudah bobrok duluan. Jadi ya, bencana seperti ini sebetulnya sudah bisa ditebak kedatangannya.
tegasnya.
Dia mendesak agar ada pertimbangan serius soal daya dukung lingkungan sebelum izin-izin itu diterbitkan. Kalau nggak, ya begini jadinya. Bencana yang berulang.
Di sisi lain, Iqbal juga mengingatkan soal posisi Indonesia di mata dunia. Pada Juli 2025, Mahkamah Internasional PBB (ICJ) sudah mengeluarkan putusan penting. Negara yang dianggap lalai menangani krisis iklim bisa dipandang melanggar hukum internasional. Bahkan, negara yang dirugikan berhak menuntut ganti rugi.
Jadi, persoalannya kini bukan lagi sekadar banjir tahunan. Ini sudah menyentuh ranah tata kelola yang bermasalah, bahkan tanggung jawab global. Sorotan terhadap tiga menteri tadi hanyalah puncak gunung es dari masalah yang jauh lebih besar dan mendasar.
Artikel Terkait
Buronan Sabu 2 Ton, Mami dari Golden Triangle Akhirnya Diborgol di Soekarno-Hatta
Sirine Bahaya Berkumandang di Bantaran Code dan Winongo Usai Hujan Deras
Mami Sabu 2 Ton Tiba di Indonesia, Diborgol Kabel Ties Setelah Diekstradisi dari Kamboja
Video Udara Kalsel Bikin Merinding: Hutan Gundul, Bekas Tambang Menganga