Menurut Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, peringatan dini soal ancaman Siklon Senyar sudah disampaikan ke para kepala daerah. Peringatan itu diberikan jauh sebelum bencana melanda Sumatera. Tapi, alam punya caranya sendiri. Ada anomali cuaca yang terjadi.
Dalam rapat koordinasi virtual dengan Kemendagri, Selasa (2/12), Faisal menjelaskan hal ini. Rakornya terekam di kanal YouTube Kemendagri.
“Saya perlu sampaikan, untuk siklon tropis Senyar itu sebenarnya bisa kita prediksi,” ujarnya.
“Bapak Mendagri, kurang lebih sekitar 8 hari sebelum proses pembentukan siklon utamanya, kami sudah bisa memprediksi.”
Jadi, apa penyebab Siklon Senyar? Faktor yang bermain cukup kompleks. Ada angin monsun dari Asia, serbuan udara dingin dari Siberia jauh di utara, dan fenomena IOD negatif di Samudera Hindia. Belum lagi suhu permukaan laut di Selat Malaka yang saat itu terpantau cukup hangat. Kombinasi ini menciptakan sebuah badai yang tak biasa.
Faisal menegaskan, peringatan berjenjang telah dikeluarkan. “Jadi di daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, itu Kepala Balai 1, Balai Besar BMKG Wilayah 1 sudah mengeluarkan warning 8 hari sebelumnya,” jelasnya.
“Diulang lagi 4 hari sebelumnya, kemudian diberikan 2 hari sebelumnya.”
Awalnya, prediksi jalur siklon ini akan melintasi Aceh lalu bergerak ke Malaysia. Namun begitu, kenyataannya berbeda. Siklon itu seperti terperangkap, terhalang oleh sesuatu, dan akhirnya berputar-putar di sekitar Selat Malaka. Akibatnya? Hujan dengan intensitas luar biasa tinggi mengguyur wilayah tersebut, bukan cuma sehari, tapi berhari-hari. Inilah yang disebut anomali.
Artikel Terkait
Menteri PPPA: Peran Ayah Kunci Perangi Korupsi dari Dalam Keluarga
Curut Pendukung Gibran Diserang, Rommi Irawan Singgung Lagi Keputusan Paman MK
Reuni 212 Gelar Doa Bersama Sore Ini, Bahas Bencana hingga Palestina
Detak Hati di Balik Longsor: Seorang Brimob Temukan Ibunya di Tumpukan Reruntuhan