Angka korban terus bertambah. Di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, bencana banjir dan tanah longsor telah meninggalkan luka yang dalam. Hingga akhir November, data terbaru menyebutkan 442 orang meninggal dunia. Yang mencemaskan, ratusan lainnya tepatnya 402 jiwa masih dinyatakan hilang dalam pelukan bumi dan air yang murka.
Wilayah terdampak begitu luas. Di tengah kepiluan itu, kebutuhan mendesak akan logistik, makanan, dan dukungan psikologis meledak. Banyak keluarga kehilangan segalanya dalam sekejap; rumah, harta, bahkan sanak saudara. Mereka kini bergantung pada uluran tangan dari berbagai pihak.
Di sisi lain, harapan itu datang dari tempat yang tak terduga. Paguyuban Alumni Akpol 2005 turun tangan, mengirimkan ribuan paket sembako untuk korban di Sumatera. Bantuan ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan wujud nyata empati dan solidaritas. Sebuah dukungan moral yang sangat dibutuhkan saat masyarakat berjuang bangkit dari puing-puing bencana.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Wahyu Hidayat, turun langsung mengawal pengiriman bantuan. Ia sendiri adalah bagian dari angkatan 2005 itu.
Artikel Terkait
Casatopup Jadi Andalan Top Up Diamond Magic Chess Go Go, Ini Keunggulannya
Pahlawan Berjas Hujan: Antara Panggung Bencana dan Solusi Nyata
Siklon Senyar Picu Hujan Sebulan dalam Sehari, DPR Pertanyakan Kesiapan Teknologi
Roy Suryo Bongkar Ciri Ijazah UGM 1985, Soroti Perbedaan Mencolok dengan Dokumen Jokowi