Dan dalam ayat 19 surat yang sama:
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Ketiga, Jagalah Privasi dan Aib Orang Lain
Isu privasi dan kebocoran data belakangan ini makin mengkhawatirkan. Data dari International Association of Privacy Professional tahun 2023 menunjukkan, 68% konsumen global merasa khawatir dengan perlindungan data pribadi mereka. Sebanyak 85% bahkan meminta transparansi dari penyedia layanan. Ini bukti, masyarakat sudah sadar betapa berharganya data pribadi.
Sebagai muslim, kita diajarkan untuk menutupi aib sesama. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ "الْمُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ القِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ"
“Dari Abdullah ibn ‘Umar ra. bahwasanya Rasulullah saw bersabda: 'Sesama orang muslim itu bersaudara. Tidak boleh berbuat zalim dan aniaya kepadanya. Barang siapa yang membantu memenuhi kebutuhan saudaranya, niscaya Allah SWT akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa yang membantu meringankan kesulitan saudaranya, niscaya Allah SWT akan meringankan kesulitannya di hari kiamat kelak. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah SWT akan menutupi aibnya di hari kiamat.'”
Keempat, Cari dan Sebarkan Kemaslahatan
Media digital harusnya jadi sarana untuk menambah ilmu yang bermanfaat, menyebarkan kebaikan, dan memberi dampak positif bagi banyak orang. Filter yang kita pasang harus mendukung konten-konten yang edukatif dan inspiratif, bukan yang sebaliknya.
Kelima, Utamakan Bahasa yang Santun
Komunikasi di dunia digital, meski lewat layar, tetap harus menjaga kesopanan. Pilih kata-kata yang baik, hindari unsur SARA, dan jangan provokatif. Ini adalah bentuk nyata dari adab dalam Islam.
Kita harus sadar, setiap kata yang kita ketik punya dampak. Bisa membangun, tapi juga bisa melukai. Fenomena etika berbahasa di dunia maya ini serius. Kebebasan berekspresi itu ada, tapi harus diiringi dengan kesadaran dan tanggung jawab.
Allah SWT mencela orang yang suka mengumpat dan mencela, seperti dalam QS. Al-Humazah ayat 1:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.”
Dan dalam QS. Al-Qalam ayat 10-11:
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
“Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, yang suka mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”
[]
"Penulis adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Artikel Terkait
Rekan Tega Bunuh Danu di Bawah Jembatan Tol, Motif Diduga Pencurian
Mahfud MD Sindir PBNU yang Ribut Soal Tambang: Kita Malu!
Mobil Ugal-ugalan Tabrak Dua Motor Parkir di Warung Mampang
Mindfulness: Kunci Tenangkan Emosi dan Tingkatkan Kesehatan Otak