“Banyak perempuan, khususnya di wilayah pedesaan, masih merasa tabu membahas topik tersebut, sehingga kurang memahami cara pencegahan, tanda-tanda klinis, maupun akses layanan kesehatan yang tersedia,”
jelas Florida Ida.
Karena itulah, peran perempuan dalam mendidik keluarga dinilai krusial. Mulai dari anak-anak hingga remaja perlu dibekali pemahaman yang benar tentang hidup sehat dan bertanggung jawab.
“Perempuan harus berani menjadi agen perubahan, mengingatkan pasangan, menjaga kesehatan keluarga, dan ikut mengadvokasi program pencegahan IMS. Jika perempuan kuat, maka keluarga akan sehat dan masyarakat akan lebih berdaya,”
tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah, lewat BKBPPPA Sintang, tak akan tinggal diam. Mereka akan terus mendorong program advokasi dan edukasi publik yang berbasis komunitas. Tak lupa, kolaborasi dengan berbagai pihak seperti dinas kesehatan, sekolah, dan lembaga lainnya akan diperkuat untuk menangani masalah ini bersama-sama.
Artikel Terkait
Laskar Cinta Jokowi Tantang Sjafrie: Saat Jokowi Resmikan Bandara Morowali, Ke Mana Suaramu?
Lulusan Jakarta Terjebak Dilema: Kuliah atau Langsung Kerja?
Ketika Dunia Seragam, Siapa Aku Sebenarnya?
KPK Berancang-ancang Panggil Bupati Subang, Duga Keterlibatan dalam Aliran Dana Setoran