Di sisi lain, Ali Maulana Hakim selaku Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi DKI Jakarta memaparkan korelasi antara pemuda dan status Jakarta sebagai Kota Global. Jakarta yang terbuka, menjadi pusat ekonomi dan pendidikan, tentu punya tantangan tersendiri. Menurut Ali, bekal tauhid yang kuat adalah senjata ampuh bagi remaja untuk menghadapi segala dinamika globalisasi.
"Membentuk generasi tangguh bukan cuma tugas orang tua atau sekolah semata. Butuh peran semua pihak, ibarat 'sekampung' yang turun tangan," tegas Ali, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendidik anak muda.
Sesi yang cukup menyita perhatian adalah ketika Kok Denis Lim berbagi cerita. Dengan blak-blakan, ia mengisahkan masa lalunya yang kelam sebagai bandar judi di Thailand dan Kamboja sebelum akhirnya menemukan hidayah. "Kalau saya yang dulu jadi bandar saja bisa tobat, mestinya mereka yang cuma main judi juga harusnya lebih mudah lagi untuk berubah," ujarnya, disambut tepuk tangan para hadirin.
Sementara itu, Koh Dondy Tan punya cerita berbeda. Ia kini aktif di bidang kristologi, bahkan kerap terlibat debat terbuka dengan para pendeta. Aktivitasnya mengumpulkan kelemahan-kelemahan dalam Bibel dilakukan demi membentengi akidah umat Islam. "Ini penting, karena dalam ajaran Kristen memang ada misi untuk mengajak orang luar masuk ke agama mereka," jelas Dondy. Upayanya ini ia lakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap upaya pemurtadan yang kerap terjadi.
Acara yang berlangsung semarak ini ditutup dengan harapan bahwa remaja Jakarta tak hanya hebat dalam prestasi, tapi juga kokoh dalam akidah.
Artikel Terkait
Tapanuli Tengah Terendam, Ribuan Keluarga Terjebak Banjir Bandang
Presiden Prabowo Beri Rehabilitasi, Tiga Eks Dirut ASDP Segera Bebas
Banjir Bandang Tapanuli Tengah Tewaskan Empat Jiwa, Permukiman Masih Tergenang
Taliban Ancam Balas Serangan Udara yang Tewaskan Warga Sipil di Perbatasan