Bayangkan anak Anda sedang asyik tertawa di depan layar. Jari-jemarinya lincah mengendalikan avatar berwarna-warni dalam sebuah game online yang tampak polos. Tapi jangan salah, apa yang terlihat seperti permainan balok sederhana itu bisa jadi adalah simulasi zona konflik berbahaya yang menyelipkan ajaran ekstremisme.
Inilah kenyataan pahit yang ditemukan di Roblox, platform game raksasa yang digemari jutaan anak di seluruh dunia. Cukup mengetik kata kunci "terrorist" di kolom pencarian, berbagai simulasi game langsung bermunculan. Mulai dari 'Afghanistan', 'Syrian Shenanigans', hingga 'terorist vs asker'. Ironisnya, akses ke game-game ini terbuka lebar untuk pemain berusia 5-9 tahun ke atas.
Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana menyatakan ancaman ini sudah sangat serius.
"Seperti kejadian peperangan di Suriah, Irak, dengan menggunakan logo-logo custom seperti bendera ISIS, ikat kepala. Kemudian seragam-seragam militer yang memang identik dengan pergerakan kelompok ISIS... Jadi [simbol-simbol] itu mereka (kelompok teror) custom sendiri," ujar Mayndra saat berbincang di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/11).
Meski tak menyebut platform mana yang dimaksud, ia tak menampik ketika ditanya apakah Roblox termasuk salah satunya. Bahkan, Mayndra menunjukkan tangkapan layar propaganda terorisme via Roblox yang berhasil dideteksi Densus 88. Salah satunya menampilkan sandera yang berlutut di hadapan avatar bersenjata dengan latar belakang bendera ISIS.
Di sisi lain, Roblox sebenarnya memberi keleluasaan bagi pemainnya untuk berkreasi melalui Roblox Studio. Namun kebebasan ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi melahirkan kreativitas, di sisi lain membuka celah bagi ekstremis untuk membangun dunia virtual mereka.
Kepala BNPT Komjen (Purn) Eddy Hartono menambahkan, simulasi pertempuran ini tak hanya berlatar Timur Tengah. Ada juga yang menyesuaikan dengan narasi lokal.
"Seolah-olah ini perang-perangan melawan TNI-Polri. Dia (pemain) memang posisinya jadi lawannya TNI-Polri... Jadi [propaganda] yang ditanamkan seperti itu," ucap Eddy.
Menanggapi temuan ini, Roblox melalui Chief Safety Officer Matt Kaufman mengumumkan dua standar keamanan baru bagi 150 juta lebih penggunanya. Mulai verifikasi usia wajah untuk mengakses fitur komunikasi, hingga fitur obrolan berdasarkan usia. Sayangnya, ketika dimintai tanggapan resmi via email, perusahaan hanya berjanji akan membalas esok hari.
Jaring Rekrutmen di Balik Layar Game
Masalahnya ternyata lebih dalam dari sekadar konten kekerasan. Game online kini jadi sarana efektif untuk mencari bibit-bibit ekstremis muda. BNPT dan Densus 88 telah memantau fenomena ini selama tiga tahun terakhir, hingga akhirnya menangkap 5 tersangka dari akhir 2024 hingga pertengahan November 2025.
Yang mencengangkan, para tersangka ini berhasil merekrut 110 anak usia 10-18 tahun dari 23 provinsi. Sebagian direkrut via game online, sisanya lewat media sosial. Angka ini melonjak hampir 7 kali lipat dibanding rekrutmen offline periode 2011-2017 yang hanya 17 anak.
Mayndra menggambarkan modusnya dengan analogi yang gamblang.
"Rekrutmen via game online itu seperti kapal mencari ikan. Dia (kelompok teroris) menebarkan jaring sret, siapa yang kena," ujarnya.
Operasi penangkapan ini dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus peledakan SMAN 72 Jakarta. Menurut Mayndra, insiden itu dijadikan trigger oleh kelompok teroris untuk memicu aksi selanjutnya.
Eddy Hartono memaparkan pola rekrutmen yang sistematis. Dimulai dari mabar atau main bareng di simulasi game, pelaku membuka komunikasi via chat atau voice chat. Pertemuan virtual ini dilakukan berulang kali untuk membangun kedekatan dan kepercayaan.
"Di situlah proses digital grooming," ucap Eddy.
Setelah hubungan emosional terbentuk, calon target diajak bergabung ke grup aplikasi perpesanan seperti Telegram atau WhatsApp. Grup-grup ini menggunakan nama biasa untuk menghindari kecurigaan. Di sinilah doktrin-doktrin ekstremisme mulai disuntikkan perlahan.
Dari 110 anak yang berhasil direkrut, 5 di antaranya sudah berniat melakukan aksi teror di Gedung DPR RI. Untungnya, rencana ini berhasil digagalkan.
Artikel Terkait
Kajian Remaja Bandung Ungkap Kekosongan di Balik Gaya Hidup Kekinian
Diduga Perundungan Berujung Maut, Siswa SD di Pekanbaru Tewas Usai Dikeroyok Saat Kerja Kelompok
MUI Tetapkan Aturan Syariat untuk Dana Rp 50 Triliun di Rekening Tak Aktif
KPK Perlebar Jerat Korupsi RSUD Koltim, Tiga Tersangka Baru Ditahan