Lampung Geh, Bandar Lampung Kolaborasi lintas komunitas kembali terwujud dalam Gerakan Seribu Pohon 5.0. Kali ini, Lembah Suhita menjadi tuan rumah yang menyatukan ratusan tangan untuk memperkuat kesadaran ekologis masyarakat.
Rangkaian acara berlangsung selama dua hari penuh, 15–16 November 2025. Menurut Rizkia Meutia Putri, Founder Seribu Pohon, kegiatan tahunan ini memang dirancang sebagai wadah yang menyatukan edukasi, aksi lingkungan, dan penguatan peran masyarakat dalam menjaga alam.
"Gerakan ini tidak hanya tentang menanam pohon, tetapi tentang membangun hubungan yang lebih dekat dengan alam melalui kolaborasi," ujarnya.
Yang menarik, partisipasinya sangat luas. Mulai dari Bank Indonesia, PT Bukit Asam, berbagai UMKM, komunitas, hingga lembaga pemerintahan turut serta. Bahkan total pesertanya mencapai lebih dari 350 orang angka yang cukup signifikan untuk gerakan lingkungan lokal.
Hari pertama dibuka dengan sesuatu yang penuh makna: Tari Remo oleh Komunitas Anak Sawah. Tarian ini menjadi simbol penghormatan terhadap alam dan budaya lokal yang masih lestari.
Kemudian suasana hening menyelimuti ritual tari kesenian tanpa musik. Hanya suara alam yang terdengar, mengiringi doa pembuka dan harapan untuk keberkahan kegiatan.
Aksi penanaman pohon Kaliandra pun segera dimulai di sepanjang area sungai. Pohon ini bukan pilihan sembarangan. Selain menjaga kualitas air dan mencegah erosi, Kaliandra juga menjadi pakan lebah yang mendukung ekosistem perlebahan di Lembah Suhita.
Artikel Terkait
Izin Tinggal di Jepang Bakal Melonjak Drastis, Setara Tarif Eropa dan AS
Tiga Titik Vital Keamanan Nasional Jadi Fokus Utama Prabowo
Kisah Pilu Alvaro: Dendam Ayah Tiri yang Berujung Petaka
Misteri Posisi Rais Aam: Pemimpin Tertinggi atau Sekadar Simbol di Tubuh NU?