Sebagai guru seni, Ferry punya beberapa strategi jitu untuk mengenalkan dan melestarikan budaya Nusantara pada generasi muda. Pertama, ia kerap mengemas seni tradisional dengan pendekatan yang lebih kreatif dan modern. Tujuannya sederhana: biar anak muda tertarik dan merasa bahwa budaya itu nggak ketinggalan zaman.
Kedua, ia lebih suka memberikan pengalaman langsung. Teori itu penting, tapi praktik, kolaborasi, dan tampil di atas panggung rasanya jauh lebih berkesan. Ketiga, siswa dibiasakan untuk mengenal keberagaman budaya Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, lewat proyek dan tugas eksplorasi musik daerah.
Yang keempat, Ferry berusaha menghidupkan rasa bangga terhadap budaya sendiri. Caranya? Dengan menunjukkan bahwa budaya Nusantara bisa tampil elegan dan bersaing di panggung modern. Terakhir, ia aktif membangun jejaring dengan komunitas seni di luar sekolah. Dengan begitu, siswa bisa belajar langsung dari para profesional.
Harapannya sih sederhana. Lewat agenda tahunan seperti pensi ini, siswa bisa makin percaya diri dalam berkarya dan tampil di depan umum. Nggak cuma itu, semoga minat dan kecintaan mereka pada seni dan budaya Nusantara juga ikut tumbuh.
Malam itu berakhir dengan gemuruh tepuk tangan. Para siswa, dengan wajah sumringah, berhasil membawakan Harmoni Nusantara dengan penuh kebanggaan. Sebuah langkah kecil yang berarti untuk melestarikan warisan budaya.
Artikel Terkait
Begal Sadis Serang Warga di Flyover Kampung Melayu, Motor PCX Raib
China Gebuk Protes ke PBB, Jepang Dikecam Soal Komentar Intervensi Militer di Taiwan
Prabowo dan PM Inggris Sepakati Kemitraan Maritim Senilai Rp 87 Triliun
5 Rekomendasi Drakor Komedi Detektif, Seru dan Bikin Ketawa