Kesuksesan banknya tak lepas dari perannya yang vital dalam mengakomodasi pengiriman uang pekerja migran di Arab Saudi. Bank itu tumbuh menjadi institusi keuangan syariah yang sangat dipercaya.
Namun, di balik kesuksesan bisnisnya, ada sisi lain yang lebih menonjol: kedermawanannya. Kontribusinya di bidang amal sungguh luar biasa.
Ia mendirikan Universitas Sulaiman Al Rajhi, yang memberikan pendidikan gratis di bidang kesehatan dan perbankan Islam bagi masyarakat kurang mampu. Di sektor keagamaan, ia membangun sejumlah masjid megah. Salah satunya adalah Masjid Syaikh Aisyah Al Rajhi di Mekah, yang diwakafkannya sebagai penghormatan untuk almarhumah ibunya.
Di sektor pertanian, ia mewakafkan kebun kurma terluas di dunia yang terletak di Provinsi Al Qasim. Bayangkan, ada 200.000 pohon kurma di sana. Hasil panennya dibagikan ke berbagai lembaga amal. Setiap bulan Ramadan, kurma-kurma itu menjadi hidangan berbuka puasa bagi jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Tak berhenti di situ, donasinya juga mengalir untuk program pendidikan dan pengentasan kelaparan di tanah kelahirannya, Arab Saudi.
Yang membuat kisahnya semakin menyentuh, keputusannya untuk hidup sederhana dan mendermakan hampir seluruh hartanya didukung penuh oleh ke-23 anaknya. Di tengah gemerlap harta dunia, keluarga Al Rajhi justru memilih warisan yang berbeda. Mereka menjadi inspirasi nyata tentang filantropi Islam yang tak hanya sekadar wacana.
Artikel Terkait
Diduga Otak Pembunuhan Guru PPPK, Pria 29 Tahun Dibekuk di Persembunyian
Setelah Cek Medis Dua Hari, Putin Klaim Sehat di Tengah Sorotan Kesehatannya
Kursi Perempuan di DPRD DIY Menyusut, Kuota 30 Persen Masih Jadi Mimpi
Roy Suryo Santai Ditahan Mencegah Keluar Negeri, Klaim Buku Black Paper Sudah Rampung