Rentetan aksi teror ini dimulai pada hari Senin (10/11). Sasaran pertama adalah sebuah sekolah militer yang berlokasi di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Insiden berdarah ini tidak hanya menewaskan pelaku bom bunuh diri, tetapi juga merenggut nyawa tiga orang lainnya. Situasi semakin mencekam karena serangan tersebut juga memicu baku tembak sengit antara kelompok milisi ekstrem dan pasukan tentara Pakistan.
Hanya berselang beberapa jam, tepatnya pada hari Selasa (11/11), gelombang teror berlanjut. Serangan bom bunuh diri kedua menargetkan sebuah pengadilan distrik di ibu kota, Islamabad. Dampak dari ledakan ini jauh lebih besar, menyebabkan 12 orang meninggal dunia dan 27 warga sipil lainnya mengalami luka-luka.
Dampak Serangan terhadap Hubungan Pakistan dan Afghanistan
Insiden keamanan ini terjadi di tengah memanasnya hubungan bilateral antara Pakistan dan Afghanistan. Ketegangan antara kedua negara telah berlangsung sejak sebulan terakhir, dipicu oleh serangkaian serangan drone di Kabul dan insiden saling serang di wilayah perbatasan keduanya.
Upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, termasuk perundingan damai yang diadakan di Istanbul pekan lalu, dilaporkan menemui jalan buntu. Menanggapi situasi ini, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah menyerukan agar Afghanistan bersedia untuk kembali ke meja perundingan guna mencari resolusi damai.
Artikel Terkait
TPS Gunung Batu Timur Bandung Akhirnya Bersih, Sampah 5 Meter Rata dengan Tanah
Proses Pembongkaran Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Dimulai, Akan Dibangun Kembali
Festival Rempah Sumsel 2025 Resmi Dibuka, Pacu Hilirisasi Produk Lokal
KGPA Tedjowulan Mengaku Dijebak untuk Restui Mangkubumi Jadi Calon Raja Keraton Solo