Khusus untuk Semen Indonesia, Danantara berhasil menahan laju kerugian perusahaan. Padahal, Semen Indonesia mengalami penurunan laba bersih sebesar 92 persen pada semester I 2025 menjadi Rp 39,97 miliar.
"Dengan perubahan model bisnis dan cara berbisnis, dalam beberapa bulan Semen Indonesia sudah menunjukkan peningkatan profit yang signifikan," ungkap Rohan.
Restrukturisasi Menyeluruh Krakatau Steel
Untuk Krakatau Steel, Danantara akan melakukan pembenahan menyeluruh terhadap rencana bisnis yang menjadi beban perusahaan. Salah satunya adalah investasi pabrik blast furnace yang kontroversial karena mangkrak.
"Krakatau Steel akan difinalisasi dengan membongkar habis masalahnya. Perusahaan ini tidak pernah untung dan efisien, terutama karena investasi blast furnace yang tidak tepat," tegas Rohan.
Padahal, Krakatau Steel memiliki potensi besar sebagai salah satu perusahaan baja terbesar dan terlengkap di dunia dengan fasilitas lengkap mulai dari pelabuhan, pembangkit listrik, hingga pengolahan air.
Konsolidasi Bisnis Strategis BUMN
Danantara juga melakukan konsolidasi lini bisnis strategis BUMN. Bisnis perhotelan yang sebelumnya tersebar di beberapa BUMN kini disatukan di bawah PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney). Sementara bisnis rumah sakit BUMN kini dikonsolidasikan di bawah Holding Rumah Sakit BUMN Indonesia Healthcare Corporation (IHC).
Upaya restrukturisasi dan konsolidasi ini diharapkan dapat menciptakan BUMN yang lebih efisien, kompetitif, dan profitable dalam jangka panjang.
Artikel Terkait
Kinerja META Kuartal III 2025: Pendapatan Rp216 Miliar, Tol Jadi Tulang Punggung
Airlangga Dorong Kolaborasi Pemerintah-Swasta di APEC 2025 untuk Inovasi Digital & Ekonomi Berkelanjutan
Pertamina Jawab Isu BBM & Perkuat Layanan SPBU Lewat Dialog Langsung dengan Komunitas Otomotif
Laba BUMI Anjlok 76,1%, Tapi Pendapatan & Laba Usaha Melesat 231,9% di Kuartal III 2025