PT Bukit Asam (PTBA) Ubah Batu Bara Jadi Pupuk Kalium Humat untuk Pertanian
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memperlihatkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi berkelanjutan di luar sektor energi. Perusahaan tambang pelat merah ini tidak hanya fokus pada transisi energi bersih, tetapi juga mengembangkan pemanfaatan batu bara untuk kebutuhan sektor pertanian nasional.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, mengungkapkan bahwa PTBA telah berinovasi dengan mengolah batu bara, yang selama ini dikenal sebagai bahan bakar fosil, menjadi produk bernilai tinggi yaitu Kalium Humat. Bahan alami ini memiliki peran penting dalam menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah.
BA Grow: Produk Hilirisasi Batu Bara yang Telah Bersertifikat
Inovasi ini tidak hanya menambah manfaat dari batu bara tetapi juga menciptakan produk yang mendukung program swasembada pangan pemerintah. Turino menjelaskan bahwa Kalium Humat merupakan wujud nyata dari hilirisasi batu bara yang dilakukan PTBA untuk mendukung Asta Cita Presiden RI, khususnya dalam hal kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, PTBA telah siap mengkomersialisasikan produk andalannya ini. Kalium Humat dari PTBA dipasarkan dengan merek BA Grow, yang tersedia dalam bentuk padat dan cair. Penting untuk diketahui, produk BA Grow telah memenuhi standar senyawa humat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019.
"Inovasi ini membuktikan bahwa batu bara tidak selamanya identik dengan energi fosil yang hitam. Dengan pendekatan teknologi yang tepat, sumber daya alam ini dapat diolah menjadi produk ramah lingkungan yang mendukung sektor pangan nasional," jelas Turino.
Artikel Terkait
Mau Berubah! Cara Baru MSCI Hitung Free Float Saham RI, Saham Blue Chip Seperti BBCA & BBRI Bakal Terpengaruh?
Kenaikan Tukin ESDM 100% Batal? Ini Kata Menkeu Purbaya yang Bikin Penasaran
Masa Depan Energi Indonesia Terbuka Lebar! Ini Hasil Kajian Rahasia PLN dan Raksasa Jepang
Bank Mandiri Bakal Buyback Saham Rp 1,17 Triliun, Ini Strategi Besar dan Dampaknya bagi Investor