Penerbitan Dim Sum Bonds ini mendapat sambutan luar biasa dari investor global. Total pesanan atau order book yang masuk mencapai CNH18 miliar, atau tiga kali lipat dari jumlah yang diterbitkan. Tingginya minat ini memungkinkan pemerintah menetapkan yield akhir yang lebih kompetitif.
Yield akhir untuk obligasi ini turun 45 basis poin (bps) untuk tenor 5 tahun dan 40 bps untuk tenor 10 tahun dibandingkan dengan penawaran awal. Kemenkeu menegaskan bahwa hal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi, prospek pertumbuhan, dan kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia.
Dampak Strategis dan Peringkat Kredit
Penerbitan obligasi dalam mata uang Renminbi ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan keuangan antara Indonesia dan China. Langkah ini juga membuka potensi investasi baru dari investor China di masa mendatang.
Obligasi global ini telah memperoleh peringkat investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional terkemuka:
- Baa2 dari Moody’s
- BBB dari Standard & Poor’s
- BBB dari Fitch Ratings
Surat utang ini akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST). Adapun Bank of China, HSBC, dan Standard Chartered Bank ditunjuk sebagai Joint Lead Managers dalam transaksi penerbitan Dim Sum Bonds ini.
Dana yang berhasil dihimpun dari penerbitan ini akan dialokasikan untuk mendukung pembiayaan APBN Tahun 2025, memperkuat posisi fiskal Indonesia di tengah dinamika pasar global.
Artikel Terkait
IHSG Tergelincir 80 Poin, Sentimen Negatif Gempur Pasar
Air Borneo Siap Terbang, Sambungkan Sarawak dan Ibu Kota Nusantara
IHSG Tergelincir 80 Poin, Lotte Chemical Anjlok 15%
Ekspor Perikanan Tembus USD 5 Miliar, ASEAN Jadi Pasar Andalan