Keperluan umum itu termasuk kebutuhan operasional dan pengembangan usaha DSSA dan entitas anak.
Pinjaman ini menyebabkan rasio hutang terhadap ekuitas korporasi meningkat hingga sebesar 11,42 persen.
Sebelunya, perusahaan batu bara ini meraih fasilitas kredit dari PT Bank Central Asia sebesar 197 juta USD atau setara Rp3,05 triliun.
Pinjaman tersebut akan digunakan untuk modal kerja PT Dian Swastika Sentosa dan entitas anak.
Berhasil raih pinjaman dengan nilai fantastis, ternyata jumlah aset korporasi ini menurun dari tahun sebelumnya.
Bersumber dari laporan keuangan resmi dari IDX, pada tahun 2022 jumlah aset lancar mencapai 2,2 miliar USD.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Bansos BPNT Cair! Tapi Nominalnya Berubah Jadi 200 Ribu Per Bulan? Berikut Penjelasan dari Pemerintah
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi