Ucapan Prabowo singkat itu menyiratkan banyak hal. Pemerintah tampaknya ingin menegaskan bahwa kepemilikan rumah bukan lagi mimpi yang mustahil, bahkan untuk pekerjaan yang sering dianggap remeh.
Lantas, kenapa lokasinya dipilih di sini? Perumahan Pondok Banten Indah punya alasan kuat. Sekitar 95% unitnya memang dikhususkan untuk rumah subsidi, sementara sisanya komersial. Kawasan seluas 20 hektare ini bahkan berpotensi dikembangkan sampai 60 hektare rencananya akan diisi sekitar 1.600 unit rumah subsidi dan 150 unit rumah klaster di tahap awal.
Spesifikasi rumahnya? Luas bangunan 30 meter persegi di atas tanah 60 meter persegi. Cukup sederhana, tapi didesain dengan dinding ganda untuk privasi dan jalan lingkungan yang relatif lega. Lokasinya juga jadi nilai jual: tepi jalan nasional, dekat rumah sakit, sekolah, dan pusat kota. Bukan lokasi yang terpencil.
Di sisi lain, angka yang dirilis Kementerian PUPR hingga sehari sebelum acara, 19 Desember 2025, cukup mencengangkan. Penyaluran FLPP sudah menembus 263.017 unit rumah subsidi. Nilainya mencapai Rp 32,67 triliun!
Program masif ini melibatkan 39 bank, 22 asosiasi pengembang, dan dukungan dari hampir 8.000 pengembang individual. Jangkauannya pun luas: tersebar di hampir 13.000 kawasan perumahan, meliputi 401 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Angka-angka itu, meski terkesan birokratis, punya wajah manusiawi yang terlihat jelas di Serang siang itu.
Artikel Terkait
Dony Oskaria: 15.000 Huntara Segera Dibangun untuk Korban Bencana
Delapan Blok Migas Segara Dilelang Pekan Depan
Harita Nickel Raih Penghargaan Akuntabilitas, Buktikan Komitmen di Balik Setiap Ton Nikel
IHSG Tersungkur, Saham Baru PJHB Anjlok 35% di Pekan Suram