Ini semua bukan tanpa alasan. Gorontalo masih tercatat sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Melalui program berbasis komunitas seperti agrowisata dan koperasi, Gobel berharap pemberdayaan masyarakat bisa berjalan lebih cepat. Tujuannya jelas: mengurangi angka kemiskinan.
Kerja sama dengan industri ternyata bukan yang pertama. Dua hari sebelumnya, Pemkab Gorontalo juga sudah menandatangani MoU serupa dengan Garudafood untuk penyerapan kacang tanah. Menurut Gobel, langkah ini strategis.
Selama ini, posisi petani dalam rantai pasok memang paling lemah. Jaringan pedagang dan tengkulak yang berjenjang, ditambah kelemahan permodalan serta sistem pergudangan, membuat mereka sangat rentan dalam menentukan harga. Akibatnya, banyak yang terjerat ijon dan utang. Itulah mengapa, kata Gobel, bergabung dengan koperasi menjadi penting.
Acara hari itu ditutup dengan hal-hal simbolis. Gobel menyerahkan 2.500 bibit kakao premium dan melakukan penanaman bersama. Pagi harinya, ia bahkan sempat melepaskan burung maleo di Hutan Panua, Paguat. Burung endemik Sulawesi yang dilindungi ini kini paling banyak ditemui di Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Pelepasan maleo itu diharapkan bisa menyadarkan masyarakat untuk menjaga kelestariannya. Uniknya, burung ini hanya menghasilkan satu telur per musim bertelur. Mereka hidup di hutan, tapi bertelur di dekat pantai pada tanah berpasir. Dan yang menarik, maleo tidak mengerami telurnya sendiri.
Sehari penuh, dari bisnis hingga konservasi, semuanya berjalan beriringan.
Artikel Terkait
Lebih dari Seribu Relawan BUMN Bergerak, Bawa Bantuan Darurat ke Wilayah Bencana
Geoprima Solusi Dikendalikan Tjokro Group, Jajaran Direksi dan Komisaris Berganti
KRL Siap Layani 19,9 Juta Penumpang Saat Libur Nataru
Bahlil Pangkas Produksi Nikel dan Batu Bara untuk Dongkrak Harga