Pemerintah baru saja merilis program pelatihan khusus untuk para pekerja di sektor Gig Economy, dengan generasi Z sebagai sasaran utamanya. Ini bukan program biasa. Langkah ini diambil sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi 17-8-45, yang tujuannya jelas: menjaga laju pertumbuhan nasional sekaligus mencetak lebih banyak lagi pelaku usaha digital yang produktif.
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, program ini nantinya bakal dapat dukungan pendanaan lewat skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). Khusus untuk hasil pelatihan yang dinilai benar-benar produktif, pemerintah sudah menyiapkan dana hingga Rp 10 triliun.
“Pemerintah sudah menyiapkan kalau mereka bisa menghasilkan sesuatu yang seperti produktif, (pemerintah) menyiapkan kredit usaha rakyat sampai dengan Rp 10 triliun. Nah dari Rp 10 triliun itu tentunya kita berharap ini bisa direalisasikan di tahun depan,”
kata Airlangga usai meluncurkan program tersebut di Jakarta Creative Hub, Kamis (18/12) lalu.
Bagi yang belum familier, Gig Economy pada dasarnya adalah pola kerja lepas berbasis proyek jangka pendek, yang mengandalkan platform digital. Para pekerjanya tidak terikat kontrak tetap. Model ini sekarang makin digandrungi anak muda, merambah dari ekonomi kreatif, layanan aplikasi, sampai ke pengembangan teknologi mutakhir seperti AI dan Internet of Things.
Nah, yang menarik, setiap proyek dari hasil pelatihan ini berpeluang dapat plafon KUR sampai Rp 500 juta. Dan angka itu masih bisa ditambah, lho.
“Nanti kalau ada use case, ada case lebih dari Rp 500 juta, kita beri juga kita buka,”
tambah Airlangga.
Di sisi lain, program yang diluncurkan tak cuma pelatihan Gig Economy. Ada juga AI Open Innovation Challenge atau Hackathon. Alasannya? Airlangga melihat potensi luar biasa dari Gig Economy di sektor kecerdasan buatan.
“Pada saat ini Indonesia khusus untuk AI itu tumbuh 127 persen dan 91 juta telah mengalir ke sektor AI di semester I (2025), dan dari hasil research daripada Google, Indonesia adalah negara dengan tingkat adopsi tertinggi di ASEAN. Kemudian di seluruh Asia kita nomor 4, dan nilai pasar AI di Indonesia akan mencapai USD 70,6 miliar,”
Artikel Terkait
BRI Kerahkan 40 Aksi Darurat, Puluhan Ribu Paket Bantuan Tiba di Wilayah Bencana
PTPP Bidik Pendapatan Rp16 Triliun di 2026, Laba Masih Dievaluasi
Kepala Besar di Awal: Skema Tadpole Bikin Cicilan Pinjol Mencekik
Pajak Neto Tembus Rp 1.634 Triliun, Pemerintah Soroti Perbedaan Krusial dengan Angka Bruto