BBRI Cetak Rekor: Saham Melonjak 48 Kali Lipat Sejak IPO Dua Dekade Lalu

- Selasa, 16 Desember 2025 | 19:54 WIB
BBRI Cetak Rekor: Saham Melonjak 48 Kali Lipat Sejak IPO Dua Dekade Lalu

Sudah lebih dari dua dekade berlalu sejak saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BBRI, pertama kali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Perjalanan panjang itu dimulai pada 10 November 2003, saat perusahaan pelat merah ini melakukan penawaran umum perdana. Kala itu, harga sahamnya dibanderol Rp 875 per lembar dengan total 3,81 miliar saham yang dilepas ke publik.

Nah, kalau kita hitung-hitung sekarang, setelah melalui berbagai aksi korporasi seperti stock split dan rights issue, nilainya sudah melonjak luar biasa. Angkanya? Sekitar 48 kali lipat dari harga IPO dulu. Cukup fantastis, bukan?

Pertumbuhan itu sebenarnya sudah terlihat sejak awal. Hanya dalam empat tahun pertama setelah listing, kapitalisasi pasar BRI sudah berhasil menembus angka Rp 100 triliun. Sebuah pencapaian yang cepat dan menjadi fondasi kepercayaan investor.

Momentum itu terus berlanjut, bahkan makin kencang. Pada 2013, nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 200 triliun. Hanya butuh dua tahun lagi untuk menembus Rp 300 triliun di tahun 2015. Pasar seolah tak ragu lagi dengan konsistensi kinerja bank ini.

Di sisi lain, BRI juga tak lupa untuk memperluas basis pemegang sahamnya. Mereka melakukan dua kali pemecahan saham. Yang pertama di Januari 2011 dengan rasio 1:2. Lalu, yang kedua lebih dramatis, pada November 2017 dengan rasio 1:5. Tujuannya jelas: membuat harga per lembar saham lebih terjangkau untuk investor ritel seperti kita.

Memasuki era 2020-an, ketangguhan BBRI tetap teruji. Di tengah berbagai gejolak, sahamnya menunjukkan tren penguatan. Tahun 2022 menjadi catatan penting saat kapitalisasi pasarnya menembus Rp 700 triliun. Performa positif ini berlanjut di 2023, bahkan saham sempat menyentuh level all time high.

Menjelang akhir tahun 2023, tepatnya pada 28 Desember, harga sahamnya berada di posisi Rp 5.725. Pencapaian ini mendorong kapitalisasi pasarnya melayang tinggi, berkisar di angka Rp 867 triliun.


Halaman:

Komentar