Wall Street tutup dengan catatan beragam di hari Selasa kemarin. Indeks Nasdaq berhasil menguat, tapi itu tak cukup untuk menutupi tekanan yang dirasakan S&P 500 dan Dow Jones. Sektor kesehatan dan energi jadi penyebab utama pelemahan itu.
Di sisi lain, perhatian investor sebenarnya lebih tertuju pada data ekonomi yang baru dirilis. Mereka berusaha membaca arah kebijakan The Fed tahun depan dari angka-angka yang datang terlambat itu.
Dow Jones Industrial Average akhirnya anjlok 302,30 poin, atau sekitar 0,62 persen, ke posisi 48.114,26. S&P 500 ikut melemah, turun 0,24 persen ke level 6.800,26. Berbeda nasib, Nasdaq Composite justru naik 0,23 persen, menguat 54,05 poin ke 23.111,46.
Laporan ketenagakerjaan menunjukkan penambahan 64 ribu lapangan kerja non-pertanian di November. Angka ini membaik setelah sebelumnya turun di bulan Oktober. Namun begitu, tingkat pengangguran malah naik jadi 4,6 persen. Ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan perdagangan Trump disebut-sebut jadi pemicunya.
Data lain yang dirilis hari itu juga kurang menggembirakan. Penjualan ritel di Oktober stagnan, sedikit meleset dari proyeksi kenaikan 0,1 persen yang diharapkan para ekonom. Menurut sejumlah analis, data ini mungkin saja terdistorsi. Proses pengumpulannya sempat terganggu gara-gara penutupan pemerintahan yang terjadi sebelumnya.
“Ini pada dasarnya sudah menjadi berita lama. Sebagian besar data kini dilihat dari dampaknya terhadap The Fed, dan data yang dirilis hari ini kemungkinan tidak cukup untuk mengubah arah kebijakan,”
ujar Mark Hackett, Kepala Strategi Pasar di Nationwide.
Reaksi pasar pun cukup jelas. Setelah data-data itu keluar, pelaku pasar memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya 58 basis poin tahun depan. Angka ini jauh lebih besar dari sinyal 25 basis poin yang diberikan The Fed sendiri pekan lalu.
Artikel Terkait
BI Diimbau Bertahan: Suku Bunga 4,75% Dinilai Kunci Jaga Rupiah Jelang Akhir Tahun
Minyak Mentah Jatuh ke Titik Terendah Tiga Tahun, Pasar Komoditas Bergejolak
IHSG Siap Melaju ke 8.700, Pola Dragonfly Doji Jadi Sinyal Rebound
Airlangga Usulkan WFA Akhir Tahun 2025 untuk Dongkrak Ekonomi dan Antisipasi Kemacetan