Pekan ini, bursa saham seolah jadi panggung khusus untuk saham-saham Grup Bakrie. Mereka melesat dengan pesat, menarik perhatian banyak investor. Aksi korporasi dan prospek bisnis yang kian kuat jadi magnet utamanya.
Ambil contoh Bumi Resources (BUMI). Saham emiten batu bara itu meroket 54,62 persen hanya dalam lima hari perdagangan. Pada penutupan Jumat (12/12/2025), harganya bertengger di Rp368 per saham. Level ini, catat saja, adalah yang tertinggi sejak awal 2018. Tak main-main, nilai transaksinya bahkan konsisten tembus Rp3 triliun dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, kontribusinya sempat mencapai seperempat dari total perdagangan harian di bursa.
Kalau dilihat lebih jauh, kenaikannya memang fantastis. Dalam sebulan terakhir, BUMI sudah naik 85,86 persen. Dan sejak awal tahun 2025, penguatannya mencapai lebih dari dua kali lipat, tepatnya 211,86 persen.
Lalu, apa yang mendorongnya? Pengamat pasar modal Michael Yeoh punya pandangan.
“Sebenarnya tidak ada perubahan fundamental untuk BUMI. Pergerakan hari ini cuma lanjutan dari katalis yang sama, yang sudah berlangsung beberapa waktu,” ujarnya Rabu lalu.
Menurutnya, pasar masih menunggu proses kuasi reorganisasi dan potensi pembagian dividen dari perusahaan tersebut.
Namun begitu, BUMI bukan satu-satunya yang bersinar. Kontraktor pertambangan Darma Henwa (DEWA) juga melejit. Sahamnya melonjak 46,84 persen sepekan, mencapai Rp650. Level ini jadi rekor tertinggi sejak 2008, bayangkan!
Artikel Terkait
InfraNexia Resmi Dilahirkan, Telkom Pecah Lini Bisnis Fiber Rp90 Triliun
BRI Pacu Pembangunan, Sindikasi Rp 2,2 Triliun untuk Flyover Sitinjau Lauik
Menteri Koperasi: Tim Kerja Siang Malam untuk Wujudkan 27 Ribu Kopdes Merah Putih
Citilink Resmi Layani Rute Langsung Jakarta-Bangkok