Morowali bakal punya pabrik hilirisasi kelapa yang cukup besar. Menurut Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, target penyelesaiannya pertengahan 2026 mendatang.
“Insyaallah pada pertengahan tahun 2026 ini pabriknya akan selesai di daerah Morowali dan itu akan menyerap 500 juta butir kelapa setiap tahunnya,”
Rosan menyampaikan hal itu dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, Selasa (2/12) lalu, di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan.
Proyek ini bukan main-main. Nilai investasinya sudah masuk, mencapai angka 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,66 triliun. Yang menarik, ini disebut-sebut bisa membuka lapangan kerja baru untuk 10.000 orang. Sebuah angka yang tentu sangat signifikan untuk daerah tersebut.
Sebelumnya, Rosan juga sempat berbicara dengan para wartawan di ICE BSD. Ia mengungkapkan ada dua perusahaan asal China yang terlibat.
“Itu penyerapan tenaganya 5.000 orang. Nanti kalau sudah tahun depan penyerapan tenaganya sampai 10.000 orang,”
ujarnya.
Nah, latar belakang proyek ini cukup menarik. Selama ini, sebagian besar kelapa Indonesia ternyata diekspor mentah-mentah ke China. Pemerintah kemudian mengambil inisiatif, mendekati investor China langsung. Tujuannya, meyakinkan mereka untuk membangun pabrik pengolahannya di sini, di dalam negeri.
Artikel Terkait
Tol Sumatera Ditargetkan Pulih Sebelum Nataru, Indonesia Setor Rp 16,6 Triliun ke Bank BRICS
Jasa Marga Beri Diskon 20% di Delapan Ruas Tol Sambut Nataru
Gunungan Rokok Ilegal Rp35 Miliar Ludes Dibakar Bea Cukai Jateng
Data Manufaktur Lesut, Wall Street Malah Melonjak Dihajar Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga