Optimisme UMKM Melonjak, Meski Tekanan Laba Masih Mengintai

- Selasa, 02 Desember 2025 | 18:42 WIB
Optimisme UMKM Melonjak, Meski Tekanan Laba Masih Mengintai

Laporan terbaru dari BRI soal Indeks Bisnis UMKM kuartal ketiga 2025 menunjukkan gambaran yang cukup menarik. Aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah masih bergerak di zona ekspansi, dengan angka indeks bertengger di 101,9. Yang lebih menggembirakan, optimisme pelaku usaha justru melonjak. Indeks Ekspektasi Bisnis mereka naik ke level 120,7 di Triwulan III, dari sebelumnya 116,5.

Menurut Akhmad Purwakajaya, Direktur Micro BRI, ekspansi ini didorong oleh beberapa faktor yang saling terkait.

“Stabilitas harga barang baku dan cuaca yang mendukung turut mendongkrak produktivitas, terutama di sektor pertanian dan perikanan,” jelasnya.

Tak cuma itu, harga jual komoditas dari sawah, ternak, dan laut yang membaik ikut menaikkan omzet. Proyek pemerintah dan swasta yang ramai menjelang akhir tahun juga memberi angin segar, khususnya bagi usaha konstruksi.

Di sisi lain, suasana setelah momen hari besar keagamaan dan libur sekolah perlahan kembali normal. Hal ini berdampak positif bagi UMKM yang lokasinya dekat kantor atau sekolahan.

Dengan semua pendorong itu, wajar jika pelaku UMKM memandang kuartal depan akan lebih cerah. Keyakinan itu tercermin dari lonjakan Indeks Ekspektasi Bisnis tadi. Mereka merasa peluang tumbuh masih terbuka lebar.

Tapi, ceritanya tidak sepenuhnya mulus. Ada tekanan yang dirasakan, terutama soal rentabilitas atau kemampuan usaha mencetak laba. Angkanya tercatat menurun. Penyebabnya? Omzet yang turun di beberapa sektor, dibarengi naiknya harga bahan baku terutama di industri pengolahan dan harga barang dagangan di sektor perdagangan. Akibatnya, volume penjualan tertekan dan keuntungan pun terkikis. Situasi ini, mau tak mau, berpotensi memengaruhi kemampuan bayar cicilan kredit mereka.

Meski begitu, semangat investasi justru masih meningkat. Rupanya, ekspektasi bisnis yang optimis ke depan mendorong hal ini.

“Menyongsong kuartal IV, ekspektasi menguat karena ada harapan pada kenaikan permintaan saat Nataru, belanja pemerintah yang biasanya menggila di akhir tahun, dan prospek ekonomi nasional yang tetap baik,” tambah Akhmad.


Halaman:

Komentar