Jakarta, Senin lalu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tak berhenti bergerak. Perusahaan pelat merah ini terus mengubah wajah bisnisnya, dengan satu tujuan utama: mengoptimalkan setiap aset yang dimiliki. Caranya? Salah satunya dengan melepas anak-anak usaha yang dianggap sudah tidak sejalan dengan bisnis inti mereka.
Arthur Angelo Syailendra, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, mengungkapkan hal itu dalam Business Update Strategi Telkom 2030. Menurutnya, divestasi adalah langkah penting untuk mendukung transformasi jangka panjang perusahaan.
"Upaya divestasi ini untuk merampingkan anak usaha menjadi sekitar 20 saja, dari posisi sekarang 60," jelas Angelo.
"Bisnis yang enggak selaras dengan core kita, akan dilepas."
Ia memberi contoh nyata. Saat ini Telkom masih mengelola unit di bidang perhotelan dan properti, misalnya. Padahal, itu bukan ranah utama mereka. Nah, aset-aset seperti inilah yang akan dicarikan pemilik baru.
"Kita akan lepas aset kepada perusahaan yang core-nya di bisnis tertentu. Misal hotel akan kita lepas ke operator hotel yang memang ahlinya," ujar Angelo.
Logikanya sederhana: biar dikelola oleh ahlinya. Dengan begitu, efisiensi bisa ditingkatkan dan akhirnya berdampak positif pada arus kas serta profitabilitas perseroan.
Di sisi lain, proses perampingan ini tidak cuma soal melepas. Angelo menyebut ada sekitar sembilan anak usaha yang bisnisnya tumpang-tindih. Untuk kasus seperti ini, merger jadi solusi yang lebih masuk akal digabung jadi satu entitas yang lebih solid. Tak hanya itu, ada juga unit yang nasibnya akan berakhir dengan likuidasi, setelah melalui proses asesmen yang ketat.
Saat ini, dari sekitar 60 anak usaha, 20 di antaranya dimiliki mayoritas oleh Telkom. Lalu ada tujuh lagi dengan kepemilikan minoritas. "Ini yang akan dilepas nanti," tegas dia.
Artikel Terkait
Rupiah Menguat di Tengah Badai Sentimen Global
BFIN Siap Bagikan Dividen Rp519 Miliar, Simak Jadwalnya
Pedagang Pakaian Bekas Desak Pemerintah Terbitkan Aturan Pajak Khusus
Menteri Pertanian Pastikan Banjir Sumatera Tak Ganggu Stok Pangan Nasional