Sementara itu, di lini bisnis yang lain, Telkom punya fokus besar lain. Seno Soemadji, Direktur Strategic Business Development & Portfolio, menyebut perusahaan sedang berkonsentrasi menyelesaikan proses spin-off aset wholesale fiber connectivity, yaitu Infranexia. Targetnya tuntas di paruh pertama 2026.
"Fokus Telkom saat ini menyelesaikan seluruh proses spin-off aset wholesale fiber connectivity hingga paruh pertama tahun depan," kata Seno.
Seluruh portofolio bisnis wholesale fiber sedang dialihkan ke Infranexia, yang 99,99% sahamnya dipegang Telkom. Langkah pemisahan ini adalah strategi holding untuk membuka nilai (value unlock) aset infrastruktur digital mereka.
Lalu, apa langkah berikutnya setelah spin-off rampung? Menurut Seno, opsi seperti IPO atau menggandeng mitra strategis terbuka lebar. Namun keputusan finalnya masih harus menunggu.
"Mungkin nanti setelah RUPS ya, akan lebih detil," katanya.
Antusiasme Seno terhadap masa depan Infranexia terasa jelas. Unit bisnis ini, pascapemisahan, diproyeksikan memainkan peran yang sangat strategis khusus di bidang infrastruktur.
“Ini (Infranexia) bisa menjadi the next Telkomsel karena nilainya yang tinggi dan potensi bisnis yang sedang dipersiapkan,” ujarnya penuh keyakinan.
“Ini akan sangat strategis.”
Artikel Terkait
Rupiah Menguat di Tengah Badai Sentimen Global
BFIN Siap Bagikan Dividen Rp519 Miliar, Simak Jadwalnya
Pedagang Pakaian Bekas Desak Pemerintah Terbitkan Aturan Pajak Khusus
Menteri Pertanian Pastikan Banjir Sumatera Tak Ganggu Stok Pangan Nasional