Solichin juga menyinggung soal tantangan ke depan yang makin kompleks. Dunia bisnis sekarang bergerak cepat dan sulit ditebak.
Nah, tema CGPI tahun ini sendiri sebenarnya sejalan dengan pernyataan itu: “Membangun Kapabilitas Dinamis Perusahaan dalam Kerangka GCG”. Intinya, perusahaan dituntut lincah dan proaktif, bukan cuma bisa bereaksi. Di era yang serba VUCA ini, disrupsi teknologi dan dinamika global memaksa semua pihak untuk lebih gesit mengelola sumber daya dan membangun keunggulan.
Proses penilaiannya sendiri cukup ketat. Ajang itu diikuti 52 perusahaan dari beragam sektor. Penilaiannya dilakukan melalui self-assessment, pemeriksaan dokumen, hingga observasi langsung yang melibatkan jajaran direksi, komisaris, dan berbagai pemangku kepentingan. Fokus penilaian ada pada tiga aspek: struktur, proses, dan hasil tata kelola. Metode Analytical Network Process (ANP) digunakan untuk menentukan bobot, sebelum akhirnya skor dikelompokkan jadi tiga kategori: Sangat Tepercaya, Tepercaya, dan Cukup Tepercaya.
Pada akhirnya, pencapaian BRI ini lebih dari sekadar piala atau sertifikat. Ini adalah cerminan komitmen nyata. Transparansi, akuntabilitas, integritas, dan kehati-hatian dalam setiap keputusan bisnis bukanlah slogan kosong. Dengan tata kelola yang kuat, BRI berusaha memastikan kinerja berkelanjutan sekaligus menjaga kepercayaan dari pemegang saham, regulator, hingga masyarakat luas.
Artikel Terkait
Rupiah Mengawali Desember dengan Sentuhan Hijau, Didorong Ekspektasi The Fed dan Surplus Perdagangan
RATU Rebut Pijakan di Blok Madura Strait, Akuisisi 20% Saham HCML Masih Digodok
Emas Perhiasan Pacu Inflasi 27 Bulan Berturut-turut, BPS Ungkap Dampaknya
KB Bank Dukung Puncak Penganugerahan Sastra Indonesia-Korea 2025, Pererat Hubungan Lewat Kata dan Seni