“Total nilai ekspor sepanjang Januari-Oktober mengalami peningkatan sebesar 6,96 persen dibanding periode yang sama tahun lalu,” jelas Pudji Ismartini.
“Andil utama peningkatan nilai ekspor disumbang oleh industri pengolahan sebesar 11,68 persen,” tambahnya.
Impor: Sektor Migas Jatuh, Nonmigas Naik
Di sisi lain, nilai impor secara keseluruhan juga ikut melandai. Pada Oktober 2025, impor Indonesia tercatat 21,84 miliar dolar AS, turun 1,15% dari tahun sebelumnya.
Rinciannya menarik. Impor migas justru merosot cukup dalam, turun 23,32% menjadi 2,81 miliar dolar AS. Sebaliknya, impor untuk barang-barang nonmigas justru naik 3,26%, mencapai 19,03 miliar dolar AS. Kenaikan ini mungkin mengindikasikan permintaan bahan baku dan barang modal yang masih kuat untuk mendukung industri dalam negeri.
Secara kumulatif, dari awal tahun hingga Oktober, nilai impor kita tetap mengalami kenaikan sebesar 2,19%. Totalnya mencapai 198,16 miliar dolar AS. Artinya, meski ada perlambatan di bulan tertentu, aktivitas impor secara umum masih berdenyut.
Jadi, begitulah gambaran perdagangan kita akhir-akhir ini. Surplus tetap terjaga, meski dengan tekanan di beberapa sektor. Tantangannya ke depan adalah menjaga momentum positif ini agar tak sekadar jadi catatan statistik belaka.
Artikel Terkait
IHSG Merangkak Naik Tipis, Rupiah Ikut Menguat di Tengah Sentimen Asia Beragam
iKISI Rilis Fitur Baru, Trading Makin Cepat dan Hadiahnya Capai Rp10 Miliar
Saham PADI Dikuasai Publik, Mayoritas Pemegangnya Investor Ritel
LRT Jabodebek Tambah Frekuensi, Waktu Tunggu di Stasiun Dipangkas