Nah, kalau kita lihat lebih detail, dari total Rp402,4 triliun tadi, kontribusi terbesar datang dari sektor sumber daya alam (SDA) yang mencatatkan Rp178,5 triliun. Rinciannya, PNBP migas menyumbang Rp81,5 triliun, sementara nonmigas ada di angka Rp97 triliun.
Sektor lainnya tak kalah penting. PNBP Lainnya tercatat sebesar Rp129,9 triliun, dan pendapatan BLU berhasil mencapai Rp82,2 triliun per Oktober 2025.
Menghadapi situasi ini, Luky menegaskan bahwa Kementerian Keuangan tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk mengompensasi penurunan pendapatan dari dividen BUMN.
"Ini kita coba kompensasi dengan jenis PNBP lainnya," kata Luky.
Sejauh ini, harapan itu ditumpukan pada PNBP dari kementerian/lembaga serta PNBP BLU. Dua sumber inilah yang menjadi penopang utama untuk mendongkrak penerimaan negara di tengah kondisi yang tidak mudah.
Artikel Terkait
Wall Street Bangkit, Dipicu Sinyal Potongan Suku Bunga dari Fed
BRMS Pacu Proyek Emas dan Tembaga dengan Suntikan Dana Rp10,3 Triliun
Sisik Ikan Terbuang Disulap Jadi Emas Cair, Raup Ratusan Juta dan Berdayakan Warga Pesisir
NSSS Bantah Keras Isu Akuisisi Anak Usaha oleh Widodo Makmur Unggas