Nah, gosip soal warung kelontong ini konon muncul dari sebuah tangkapan layar yang disebarkan. Dalam narasinya, disebutkan bahwa DADA—yang pakai merek dagang Diamondland—punya kantor pusat yang bentuknya warung. Isu ini makin santer seiring dengan banyaknya investor ritel yang dikabarkan merugi setelah main saham DADA.
Di sisi lain, data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) justru menunjukkan fenomena yang agak berbeda. Jumlah pemegang saham DADA ternyata melonjak drastis. Per 30 September, tercatat ada 9.374 investor. Eh, cuma dalam sebulan, angkanya melesat jadi 71.159 orang. Naik lebih dari 50 ribu!
Sementara itu, pergerakan harga saham DADA sekarang seperti mandek di level Rp50. Padahal sebelumnya, harganya sempat nyaris sentuh Rp200. Lonjakan waktu itu terjadi karena ada rumor soal backdoor listing. Tapi ya itu, manajemen akhirnya membantah juga isu tersebut.
(Rahmat Fiansyah)
Artikel Terkait
Sampoerna Agro Lepas Lini Sagu Rp 316 Miliar demi Fokus ke Bisnis Sawit
Gempuran 954 Juta Batang Rokok Ilegal, Penerimaan Cukai Malah Melejit
Empat Kota Siap Lelang PLTSa, Tender Tahap Pertama Resmi Dimulai
Apartemen Jakarta Mandek, Gen Z dan Milenial Ogah Beli