Kontribusi Nyata Sektor Tambang dalam Menggerakkan Ekonomi Daerah
Aktivitas industri pertambangan di berbagai wilayah Indonesia tidak hanya menghasilkan komoditas mineral berharga, tetapi juga menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi lokal. Sektor ini menunjukkan ketahanannya dengan menyumbang sekitar 8,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto nasional.
Menurut ekonom Abra Talattov, industri pertambangan merupakan salah satu pilar penting yang menopang struktur perekonomian Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang bertumpu pada sumber daya mineral. Dinamika yang terjadi di sektor ini perlu menjadi perhatian serius bagi para pembuat kebijakan karena dampaknya yang langsung terasa pada kapasitas fiskal, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Dampak Fiskal dan Ekonomi di Berbagai Daerah
Di Papua Tengah, sektor tambang memberikan dukungan fiskal yang signifikan bagi Kabupaten Mimika, dengan nilai mencapai Rp407,77 miliar. Total penerimaan daerah di wilayah ini menyentuh angka Rp5,8 triliun, yang sebagian besar bersumber dari aktivitas pertambangan dan berbagai kegiatan ekonomi pendukung yang berkembang di sekitar area operasi perusahaan tambang.
Sementara itu, di Sumatra Selatan, tepatnya di Kabupaten Muara Enim, kontribusi pertambangan terlihat dari realisasi Pendapatan Asli Daerah. Hingga Agustus, realisasi PAD telah mencapai Rp223,19 miliar dari target sebesar Rp405,24 miliar yang ditetapkan untuk tahun 2025. Komponen penerimaan ini terutama berasal dari berbagai pajak dan retribusi yang terkait dengan operasi pertambangan batu bara.
Artikel Terkait
Utang WIKA Rp 29 Triliun: Strategi Restrukturisasi 2026 dan Rencana Pemulihan
PT KAI Targetkan Pengembangan Kereta Api Luar Jawa Mulai 2026, Fokus Sumatera-Kalimantan-Sulawesi
Daftar Pemegang Saham Mayoritas Grab (GRAB): Uber, Toyota, dan Lainnya
Strategi Bappenas: Masa Depan Kelapa Sawit Indonesia untuk Pangan & Energi Global