Lagu sudah jadi bagian hidup kita sehari-hari, nggak cuma buat anak muda. Dari yang masih kecil sampai orang dewasa, rasanya jarang ada yang nggak pernah mendengarkan musik. Alasannya sederhana: lagu punya kekuatan untuk mengusik perasaan kita.
Nah, coba ingat-ingat. Saat hati lagi senang atau malah sedih, pasti kita cari lagu yang cocok dengan suasana hati. Kalau lagi patah hati, misalnya, lagu-lagu mellow dengan lirik yang dalam sering jadi pilihan. Seolah-olah lagu itu yang paling paham apa yang kita rasakan.
Di sisi lain, musik juga bisa jadi penyemangat. Banyak orang yang merasa lebih fokus belajar kalau ada musik di telinga. Begitu juga saat kerja atau terjebak macet, mendengarkan lagu favorit bisa bikin beban terasa lebih ringan. Aktivitas yang membosankan pun jadi lebih menyenangkan.
Fenomena ini ternyata ada penjelasan ilmiahnya. Semuanya berkaitan dengan sistem limbik di otak kita, termasuk amigdala, plus sistem reward yang melibatkan dopamin. Musik dengan beat cepat dan energi tinggi bisa memompa adrenalin, bikin kita bersemangat. Sebaliknya, alunan musik sedih justru bisa memunculkan empati atau jadi sarana refleksi diri. Kadang, dengan mendengarkannya, emosi yang kita pendam justru jadi lebih tenang.
Artikel Terkait
Otak Kita Tersandera Konten Kilat: Dari Scroll Sampai Salah Paham
Whatsapp Business Bikin UMKM Lebih Cepat: Kirim Rekening Cukup Sekali Ketuk
Telkomsel Pacu Pemulihan Jaringan di Tapanuli, Capai 95% Pasca-Bencana
Otak Punya Lego Kognitif, Kunci Fleksibilitas yang Belum Dimiliki AI