Namun begitu, di era digital seperti sekarang, perubahan emosi ini terjadi lebih cepat. Media sosial seperti TikTok atau Instagram membanjiri kita dengan konten. Banyak di antaranya yang menyelipkan cuplikan lagu atau pernyataan yang terasa sangat "relate" dengan kehidupan kita.
Makanya nggak heran, anak muda sering banget membagikan ulang konten-konten semacam itu. Mereka merasa terwakili, seolah ada yang mengerti perasaan mereka lewat sebuah lagu.
Pada akhirnya, musik itu lebih dari sekadar hiburan. Ia adalah teman dalam sunyi, cara untuk memahami gejolak di dalam diri, atau sekadar pelarian sejenak dari rutinitas yang monoton. Dalam irama dan liriknya, kita sering menemukan kedamaian.
Artikel Terkait
Otak Kita Tersandera Konten Kilat: Dari Scroll Sampai Salah Paham
Whatsapp Business Bikin UMKM Lebih Cepat: Kirim Rekening Cukup Sekali Ketuk
Telkomsel Pacu Pemulihan Jaringan di Tapanuli, Capai 95% Pasca-Bencana
Otak Punya Lego Kognitif, Kunci Fleksibilitas yang Belum Dimiliki AI