Pendapat serupa disampaikan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya yang menekankan pentingnya penguasaan teknologi AI. Menurutnya, kemampuan mengoperasikan sistem AI dapat menjadi nilai tambah yang signifikan dalam dunia kerja.
"Jika skill AI mumpuni, bukan tidak mungkin gaji ketika bekerja atau menghasilkan karya di atas UMR. Ini sesuatu yang perlu dikelola dan diarahkan supaya hasilnya positif," jelas Teuku Riefky.
Dari perspektif ketenagakerjaan, Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari melihat AI sebagai solusi inovatif untuk membuka lapangan pekerjaan baru, khususnya bagi generasi muda.
"AI ini bisa jadi wahana kerja, dan pemanfaatannya juga bisa untuk memajukan UMKM. Jika konten video yang diciptakan bisa sangat baik, nilai dari produk tentu bisa meningkat," ujar Qodari.
Helmy Yahya menambahkan bukti konkret potensi ekonomi dari penguasaan AI. "Jika AI ini dipelajari dengan sangat baik, satu video bisa dijual 750 dolar Amerika Serikat. Jadi, sangat bisa menjadi ladang pekerjaan," tambahnya.
Para ahli sepakat bahwa kunci keberhasilan pemanfaatan AI terletak pada pendekatan yang tepat. Alih-alih dianggap sebagai ancaman, AI harus dipandang sebagai alat bantu yang dapat memperkuat kemampuan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Artikel Terkait
Misteri Mimpi: Mengungkap Simfoni Otak yang Tak Pernah Berhenti Bekerja
Gemini 3 Guncang Pasar AI, Pecahkan Rekor Kemampuan Penalaran Global
Bug Laten Cloudflare Picu Keruntuhan Digital Global, Ratusan Ribu Situs Lumpuh
Dinasti Qian Kembali: Gelombang Kepulangan Ilmuwan Matematika Top ke China