AS Kirim Gugus Tugas Kapal Induk USS Gerald Ford ke Amerika Latin
Amerika Serikat mengonfirmasi pengiriman gugus tugas tempur kapal induk USS Gerald Ford ke kawasan Amerika Latin. Misi ini diklaim sebagai bagian dari operasi pemberantasan kartel narkoba, meski muncul kekhawatiran terkait rencana serangan ke Venezuela.
Pengerahan Kekuatan Militer AS di Karibia
Departemen Pertahanan AS melalui juru bicara Sean Parnell menyatakan, Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah memerintahkan pengerahan kapal induk USS Gerald Ford beserta lima kapal perang destroyer. Kehadiran ini akan memperkuat sekitar 6.000 personel angkatan laut dan marinir AS yang sudah berada di delapan kapal perang di Karibia, ditambah 4.500 personel tambahan.
Respons Terhadap Ancaman Keamanan
Parnell menegaskan bahwa peningkatan pasukan di Komando Selatan AS (USSOUTHCOM) bertujuan mendeteksi dan menghentikan aktivitas ilegal yang membahayakan keamanan regional. Namun, langkah ini menuai kritik dari PBB dan pakar hukum internasional yang menilai serangan-serangan sebelumnya melanggar hukum internasional.
Klaim AS Terhadap Venezuela
Pemerintahan Trump menuduh pemerintah Venezuela di bawah Nicolas Maduro berkoordinasi dengan kelompok kriminal untuk menyelundupkan narkoba dan imigran ilegal ke AS. Meski demikian, investigasi intelijen AS hanya menemukan sedikit bukti untuk mendukung klaim tersebut, mengingat Venezuela bukan pemain utama dalam perdagangan narkoba global.
Status Kapal Induk USS Gerald Ford
Kapal induk USS Gerald Ford saat ini masih berada di Laut Mediterania, dengan waktu kedatangan di Amerika Latin yang belum dipastikan. Langkah ini memperkuat eskalasi militer AS di kawasan sejak September, meski sering kali dilakukan tanpa bukti kuat atas tuduhan pengiriman narkoba dari Venezuela.
Artikel Terkait
Garuda Pertiwi Naik Peringkat, Tapi Jalan di Asia Masih Terjal
OJK: Ekonomi Global Mulai Stabil, Tapi Risiko Fiskal Masih Mengintai
Wings Air Buka Rute Langsung Malang-Lombok, Liburan Akhir Tahun Makin Lancar
Setengah Abad Mengukir Rumah, BTN Tembus Rp504 Triliun KPR