Allah berfirman, "إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ" (Sesungguhnya Allah telah mencatat kebaikan dan keburukan). Ini adalah ketetapan yang sudah ditentukan oleh Allah, dan catatan tersebut sesuai dengan syariat-Nya.
Setelah mencatatnya, Allah menjelaskan secara rinci bagaimana pencatatan itu dilakukan agar hamba-Nya memahami prosesnya.
Allah memberikan analogi seperti kontrak kerja di dunia, di mana segala hal dijelaskan dengan detail agar kita merasa nyaman. Namun, terkadang manusia enggan memahami aturan Allah karena tidak mau belajar dan mengkaji.
Baca Juga: Ini 5 Oleh-oleh Berkesan dari Kota Madinah: Apa yang Harus Dibawa Pulang Setelah Umroh?
Allah memberikan pelajaran berharga dalam hadits Qudsi ini. Barang siapa memiliki niat baik untuk berbuat kebaikan namun tidak melaksanakannya, Allah mencatat satu kebaikan untuknya. Ini menunjukkan kemurahan dan kebijaksanaan Allah yang tidak hanya memperhitungkan perbuatan, tetapi juga niat baik yang tidak terealisasi.
Namun, jika seseorang memiliki niat untuk melakukan keburukan namun menahan diri karena takut pada Allah, Allah mencatat satu kebaikan untuknya. Ini adalah tanda kebesaran Allah yang memberikan ganjaran bagi mereka yang menahan diri dari dosa karena rasa takut dan ketaatan kepada-Nya.
Keajaiban pencatatan Allah tidak berhenti di sini. Jika seseorang memiliki niat baik dan melaksanakannya, Allah mencatat sepuluh kebaikan untuknya, bahkan bisa dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat atau lebih.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tinewss.com
Artikel Terkait
PHE Pacu Produksi Migas Tembus 1,03 Juta BOEPD hingga Kuartal III 2025
OJK Resmi Terbitkan Aturan Baru Pengelolaan Rekening Bank, Perkuat Perlindungan Nasabah
Ruben Onsu Tegas Bayar Nafkah ke Sarwendah Rp 242 Juta per Bulan, Sidang Na Daehoon-Jule Ditunda
DPR Desak Pembentukan Tim Khusus Usut Sindikat Perdagangan Anak di Media Sosial