Gelap malam di Aceh Tamiang kini sedikit terpecah oleh cahaya dari sebuah rig milik Pertamina Drilling. Di Kecamatan Rantau, Rig PDSI19.1 yang seharusnya beroperasi penuh, justru menjadi tumpuan harapan warga untuk sekadar mengisi daya ponsel mereka. Anjungan ini baru mulai berfungsi untuk keperluan kemanusiaan itu sejak 16 Desember lalu. Padahal, sebelumnya rig itu dalam kondisi shutdown total sejak banjir bandang melanda pada 26 November.
Meski digunakan untuk kepentingan umum, proses pengisian daya tetap mengutamakan aspek keselamatan. Semua dilakukan di area yang aman, jauh dari zona kerja rig yang berisiko.
Rig Superintendent Pertamina Drilling, Surya Budiman, mengungkapkan inisiatif ini muncul melihat kepiluan warga. Listrik dan sinyal mati total pasca-bencana, sementara kebutuhan untuk berkomunikasi justru sangat mendesak.
“Sejak awal bencana, listrik dan sinyal mati. Padahal warga sangat membutuhkan ponsel untuk mengabarkan kondisi mereka kepada keluarga. Kami hanya berusaha membantu sebisanya,” ujar Surya, Minggu (21/12/2025).
“Pengisian kami lakukan di area aman, di luar kawasan kerja rig,” lanjutnya.
Dan bantuan sederhana itu langsung disambut. Hampir setiap malam, pemandangan luar biasa terlihat. Lebih dari seratus orang berdatangan, antre dengan sabar. Mereka membawa ponsel, powerbank yang sudah soak, senter, hingga lampu darurat. Bagi mereka, baterai yang penuh bukan cuma urusan teknis. Itu adalah jembatan untuk kembali terhubung, meyakinkan sanak keluarga bahwa mereka masih bertahan.
“HP saya sudah mati dua hari. Kami tidak bisa hubungi saudara sama sekali. Begitu dengar bisa ngecas di sini, rasanya seperti dapat kabar baik.”
Artikel Terkait
Arus Mudik Lebat, Angka Kecelakaan Operasi Lilin 2025 Justru Anjlok Drastis
Eksodus Warga Jakarta Dimulai, 34 Ribu Tiket Kereta Ludes di Hari Pertama Libur
Menkeu Purbaya Anggap Proyeksi Defisit Bank Dunia Sering Meleset
Siap Siaga Nataru 2026, Polri Waspadai Ancaman Banjir dan Longsor