Di Bangkok pekan ini, suasana ruang konferensi internasional dipenuhi oleh perbincangan serius tentang ancaman yang mengintai di balik layar gadget kita. Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir, yang akrab disapa Tata, naik ke podium. Pesannya tegas dan menggebrak: penipuan online bukan lagi sekadar kejahatan biasa. Ia menyebutnya sebagai krisis keamanan manusia yang nyata, sebuah ancaman regional yang butuh aksi kolektif dari seluruh dunia.
"Online scams telah berevolusi," ujarnya.
Menurut Tata, modus kejahatan ini sudah berubah total. Dari tindakan kriminal yang terisolasi, sekarang ia menjelma jadi industri terorganisir berskala besar. Pola pikir kita dalam menanganinya pun harus ikut berubah.
"Ini bukan lagi sekadar tantangan penegakan hukum, melainkan krisis keamanan manusia dengan implikasi regional dan global yang nyata," tegasnya.
Di sisi lain, angka-angka yang ia paparkan sungguh mencengangkan. Ambil contoh Indonesia. Dalam setahun terakhir, kerugian finansial yang dicatat mencapai angka fantastis: 474 juta dolar AS. Itu baru dari sisi uang. Yang lebih memilahkan adalah dimensi kemanusiaannya.
Artikel Terkait
Pasca Kebakaran Maut, 10 Gedung di Jakarta Terkena Peringatan Resmi
Polisi Tantang Roy Suryo Cs Ajukan Praperadilan Soal Status Tersangka
Relawan Turun ke Permukiman, Tangani Luka dan Trauma Pascabanjir Sumatra
ASN Boleh Kerja dari Mana Saja di Akhir Pekan 2025