Di sisi lain, tantangan terberat justru ada di Aceh. Bahlil mengakui, setidaknya tiga kabupaten di sana benar-benar membutuhkan upaya ekstra. Akses darat terputus total, membuat logistik sulit masuk.
"Kemudian kalau Aceh, jujur saya katakan di tiga kabupaten itu memang membutuhkan effort yang sangat luar biasa karena akses darat belum bisa,"
sebutnya.
Lalu, bagaimana caranya mengirim bantuan? Semua cara dikerahkan. Mereka memaksimalkan segala opsi yang ada, dari yang konvensional sampai yang terpaksa dilakukan.
"Kami masih drop dengan Pertamina pakai heli, pakai pesawat Hercules, ada jalan-jalan tikus juga kami pakai, kemudian rakit juga kita lakukan. Apapun yang bisa kita dorong untuk bisa melakukan percepatan, kita maksimalkan potensi yang ada,"
kata Bahlil menegaskan.
Jadi, meski kondisi umum mulai membaik, perjuangan mengirimkan energi ke pelosok yang terisolasi masih terus berlangsung. Upaya darurat dengan segala keterbatasan tetap dijalankan.
Artikel Terkait
Prabowo Pacu 2.500 Pusat Gizi Papua Beroperasi Penuh pada Agustus 2026
BRI Lepas Citra Desa, Bidik Nasabah Urban dengan Logo Baru
Jelajah Seru di Ibu Kota: 5 Destinasi Liburan Nataru yang Ramah Anak
PBNU Salurkan Rp1 Miliar dan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Bencana Aceh