Usulan ini bukan sekadar wacana. Menurutnya, percakapan telepon telah dilakukan. Dengan PM Anwar Ibrahim pada 11 Desember, dan dengan Presiden Trump keesokan harinya, 12 Desember. Inti pembicaraannya seputar upaya gencatan senjata dan bagaimana kembali membuka dialog damai.
Di sisi lain, ia juga menyampaikan apresiasi. Terima kasih kepada Anwar dan Trump atas dukungan mereka untuk perdamaian jangka panjang di kawasan. Tampaknya, Kamboja benar-benar ingin keluar dari jalan buntu ini dengan membawa pihak ketiga yang dianggap netral.
Deklarasi Damai Kuala Lumpur yang ditandatangani akhir Oktober lalu jadi rujukan. Namun begitu, di lapangan, situasi masih tegang. Permintaan bantuan citra satelit ini menunjukkan betapa Manet ingin ada bukti yang tak terbantahkan, sebelum semua kembali ke meja perundingan. Sebuah langkah berani, yang hasilnya masih kita tunggu.
Artikel Terkait
Hantu-Hantu Agak Laen Bakal Beraksi di CFD untuk Korban Sumatera
Drama Bunuh Diri Ganda Antar Wolves Tumbang di Emirates
54 WNI dari Myanmar Tiba di Soekarno-Hatta, Ratusan Masih Menunggu Evakuasi
Sepi yang Bertahan: Kisah Ibu Sikar di Pasar Nanjung Sari