Harapannya, tekanan semacam ini bisa jadi pukulan yang membangunkan. Purbaya berharap praktik-praktik yang selama ini mencoreng nama institusi, mulai dari penyelundupan hingga permainan kode barang (HS Code), bisa ditekan drastis.
"Harusnya ke depan penyelundupan akan berkurang secara signifikan," katanya. "Kalau nol sih gak mungkin karena kita enggak hidup di dunia ideal. Tapi harus berkurang."
Di sisi lain, respons datang dari internal Bea Cukai sendiri. Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Djaka Budhi Utama, menyatakan komitmennya untuk melakukan perbaikan menyeluruh. Perubahan yang digadang-gadang akan menyentuh banyak aspek, mulai dari budaya kerja, peningkatan kinerja, hingga pengawasan yang lebih ketat di pelabuhan dan bandara.
"Apa yang menjadi sejarah kelam tahun 85-95 itu, kita tidak ingin itu terjadi atau pun diulangi oleh bea cukai," ujar Djaka di Kantor Bea Cukai Kanwil Jakarta, Rabu kemarin.
"Sehingga tentunya bea cukai harus berbenah diri untuk menghilangkan image negatif."
Jadi, ancaman menteri sudah terang benderang. Sekarang, tinggal menunggu waktu apakah lembaga yang kerap jadi sorotan ini benar-benar bisa berubah, atau justru menuju babak baru yang penuh ketidakpastian.
Artikel Terkait
Rp72 Miliar Dikucurkan untuk Pulihkan Aceh dan Sumatera Pasca-Banjir Bandang
23 Santri Al Mawaddah Sesak Napas Usai Bantu Padamkan Kobaran Api di Basement
Forza 125 Eropa 2026: Skuter Premium dengan Klaim 500 Km Per Tangki
Persebaya Dihantam Denda Rp 250 Juta Gara-gara Petasan dan Lemparan Roti