Angka terbaru dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan, belanja konsumen di negara itu naik 0,3 persen pada September 2025. Tapi, jangan buru-buru membayangkan geliat ekonomi yang sehat. Kenaikan ini justru datang beriringan dengan laporan inflasi yang memanas. Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) juga naik 0,3 persen, sementara PCE inti yang kerap jadi patokan The Fed mencatat kenaikan 0,2 persen secara bulanan. Secara tahunan, angka inflasi inti itu bertengger di 2,8 persen.
Menurut laporan Reuters yang dirilis Minggu lalu, ini adalah pertama kalinya dalam satu setengah tahun terakhir inflasi tahunan menunjukkan kenaikan di bulan September. Lalu, apa pemicunya? Banyak analis menuding kebijakan tarif impar yang digulirkan Presiden Donald Trump. Tarif itu, rupanya, berimbas langsung ke kantong konsumen dengan mendorong harga berbagai barang menjadi lebih mahal.
Kondisi ini tentu memicu ketidakpuasan. Trump sendiri tak luput dari kecamatan publik Amerika yang sudah frustrasi dengan hidup yang semakin sulit terjangkau. Suasana hati konsumen pun suram.
Survei terbaru Universitas Michigan mengonfirmasi hal itu. Persepsi masyarakat terhadap ekonomi AS secara umum memburuk. Alasan utamanya jelas: beban harga yang kian memberatkan.
Artikel Terkait
Marc Klok Beri Sinyal Optimistis: Emas SEA Games 2025 Masih dalam Genggaman Garuda Muda
Spin-off BTN Syariah Jadi Katalis, NII Bank BTN Melonjak 44,49%
BNI Selesaikan Pembersihan Aset, Siap Pacu Kredit pada 2026
Pemerintah Siapkan Pembatasan Impor Barang China Tanpa Label